Jawaban(1 dari 6): Kopra itu daging kelapa yang dikeringkan, sampai saat ini masih dibutuhkan walau mulai tergantikan oleh kelapa sawit. Beberapa tahun lalu dapat order dari teman yang kerja di Pabrik Minyak Kelapa yang membutuhkan Kopra, setelah saya jajaki ternyata tidak menguntungkan. Saya b
kelapadapat dimanfaatkan. Buah kelapa yang terdiri atas sabut, tempurung, daging buah dan air kelapa tidak ada yang terbuang dan dapat dibuat untuk menghasilkan produk industri, antara lain sabut kelapa dapat dibuat keset, sapu, dan matras. Tempurung dapat dimanfaatkan untuk membuat karbon aktif dan kerajinan tangan.
Minyakyang sudah jernih dan tidak berbau bisa langsung dikemas di dalam kotak kaleng, botol plastik, botol kaca, dan sebagainya. Selain minyak goreng, kopra juga dapat digunakan sebagai olahan lainnya yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari. Cara membuat kopra kelapa tersebut memang awam digunakan oleh industri rumahan.
Karenabagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia. lembaga pemasaran kopra sebagai responden. 2. Data Sekunder Data yang diperoleh dari berbagai instansi terkait, antara lain Dinas . Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 3 Edisi 1 (Mei 2010)
Adapuncontoh sumber energi alterntif, yaitu: 1. Panas Matahari. Sumber energi alternatif yang tidak terbatas dari matahari bisa digunakan sebagai pembangkit listrik. Panas matahari dapat diubah menjadi listrik melalui bantuan panel surya. Kendati demikian, penggunaan panel surya masih jarang dan terbatas sebab harganya yang cukup mahal.
AKVhlKf. Teknologi pengolahan kopra pada dasarnya merupakan proses pengeringan atau penurunan kadar air buah kelapa sampai kadar air tertentu. Teknologi pengolahan daging buah kelapa yang banyak dilakukan petani kelapa di Indonesia masih berupakan teknik pengolahan kelapa analisa biaya serta analisa data hasil penjualan belum maksimal sehingga belum menghasilkan analisa ekonomi yang memuaskan, ciri umum pengolahan kopra secara tradisionalKualitas tidak simpan tradisional dan tradisional merupakan cara pengolahan yang diwarisi dari generasi ke generasi tanpa ada perubahan, baik dalam prosedur dan urut-urutan pengerjaan, maupun alat-alatnya. Ciri-ciri pengolahan tradisional kopra adalah sebagai berikutTahap-tahap pengolahan cara tradisional belum sepenuhnya mendasarkan pada proses yang sebenarnya berlangsung dalam tahap umumnya tidaklah tepat, atau tidak dapat sepenuhnya mengarahkan proses menuju ke terbentuknya sifat bahan yang dikehendaki konsumen atau proses yang berlangsung umumnya tidak diperiksa secara mempertimbangkan perencanaan berdasarkan pada prinsip-prinsip dasar pembuatan dasar pengolahan kelapa menjadi kopra adalah daging buah kelapa. Pada umur 160 hari daging buah endosperm mulai terbentuk, pada umur 300 hari mencapai maksimal, dan pada umur 12 bulan buah menjadi masak berat rata-rata 3 -4 kg. Komposisi buah kelapa masak optimal adalah sabut 35%, tempurung 12%, daging buah 28%, dan air buah 25%. Kadar air buah segar sekitar 50%. Komposisi kopra diharapkan komposisi kopra mutu terbaik adalah air 6-7%, minyak 63-64%, protein 7-8%, karbohidrat 15%, mineral 2%, dan serat 3-4%. Daging buah muda dan lewat masak bila diolah menghasilkan kopra dengan mutu dan produksi daging buah kopra berupa proses penguapan air dari daging buah kelapa, sehingga kadar air mula-mula ±50% diturunkan menjadi 5-7% dengan cara pengeringan. Kecepatan penguapan air dipengaruhi oleh tenperatur, luas bidang permukaan, dan tekstur daging buah kelapa. Penguapan air di permukaan mula-mula berjalan cepat sekali, dan makin lama makin lambat, karena air di lapisan sebelah dalam harus mendifusi dahulu ke bagian sebelah luar sebelum menguap. Waktu pengeringan diupayakan sesingkat-singkatnya untuk mencegah kerusakan-kerusakan maupun dekomposisi dari daging suhu tinggi langsung kontak pada bahan lebih besar dari 85°C dihindari, karena dapat menghasilkan kopra bermutu rendah, dalam hal ini adalah case hardened copra. Sebaliknya, pemberian suhu rendah lebih kecil dari 40°C menyebabkan terjadinya pembusukan oleh mikrobia dan enzim-enzim sehingga mengakibatkan terjadinya lendir pada permukaan daging buah ¬berakibat pada kenampakan kopra tidak baik dan mengandung asam lemak bebas pengeringan kopra adalah sebagai berikutKadar air daging buah segar harus dapat diturunkan dari 50-55% menjadi 35% dalam waktu 24 24 jam berikutnya, kadar air harus diturunkan menjadi 20%.Dalam waktu 24 jam berikutnya, kadar air harus diturunkan lagi menjadi 5-6%.Proses pengolahan pengangkutan, dan pembelahan buah, ada dua cara pemetikan buah kelapa yaituMenanti buah jatuh sengaja buah kelapa dilakukan sepanjang tahun, dengan jangka waktu tiap bulan, tiap dua bulan, atau pun 3 bulan. Produksi buah kelapa rata-rata untuk setiap pohon adalah 40-60 butir kelapa per pohon, produksi buah kelapa terbaik atau tertinggi adalah 80 butir per pohon, serta produksi buah kelapa yang paling jelek atau sangat jelek adalah 0-20 buah kelapa per yang dipetik terlalu muda akan menghasilkan kopra yang lunak serta mudah terjadi kerusakan selama pengolahan akibat aktivitas mikrobia. Sedangkan kelapa yang dipetik lewat masak akan menghasilkan daging buah berlendir dan sukar dikeringkan serta menghasilkan kopra keras, warna tidak putih, dan warna minyaknya pun pemetikan harus segera dibawa ke tempat pengolahan. Lama waktu setelah pembelahan berpengaruh terhadap kerusakan yang ditimbulkan sebelum pengeringan, serta mutu kopra. Semakin lama jarak waktu antara pembelahan dan pengeringan akan meningkatkan jumlah dan persentase kopra yang bermutu rendah / berwarna merah kemerahan dan merah hitam. Waktu antara pembelahan dan pengeringan yang masih dianggap baik adalah periode 0-4 sabut dan pembelahan penghilangan sabut dan pembelahan buah adalah untuk memudahkan proses selanjutnya sekaligus mengeluarkan air buah. Setelah air menetes habis, harus segera dikeringkan. Buah setelah dibelah, jika dibiarkan akan menyebabkan rusaknya daging buah, misalnya tumbuhnya jamur lendir yang diikuti oleh pertumbuhan jamur pada permukaan daging dengan sinar matahari sun-drying.Peralatan yang dibutuhkan untuk cara pengolahan / pengeringan dengan sinar matahari adalah lantai pengering atau pun rak-rak terbuat dari bambu. Bila cuaca baik, dalam waktu 2 hari pengeringan, daging buah dengan mudah dapat dicungkil dari tempurungnya. Dengan pengeringan kembali selama 3-5 hari sudah akan didapatkan kopra kering. Pada cuaca baik, pengeringan secara kontinyu selama 8 jam mampu menguapkan ±1/3 kadar air yang terdapat pada buah. Dalam perdagangan hasil pengeringan tersebut dinamakan sebagai kopra sun-dryingBiaya memerlukan bahan sedikit memerlukan pemeliharaan kopra dengan mutu sun-dryingSangat tergantung dan kondisi pengeringan tidak dapat pertumbuhan jamur bila cuaca kurang atau tidak baik atau bila waktu pengeringannya terlalu dengan panas buatan artificial drying.Pemanasan secara Langsung. Dengan cara ini, daging buah akan kontak langsung dengan gas-gas yang timbul dari pembakaran dalam dapur api. Hasil yang diperoleh dengan pengeringan dengan pemanasan secara langsung disebut sebagai smoke dried copra asap yang mengeringkan kopra, dengan ciri khas berbau asap dengan permukaan berwarna putih kecoklatan. Contoh model alat pengering ini adalah rak-rak bambu dengan dinding terbuat dari daun-daun kelapa. Model pengering ini merupakan alat pengering buatan paling sederhana. Bahan bakar menggunakan tempurung secara tidak langsung. Dengan cara ini, buah kelapa tidak melakukan kontak secara langsung dengan gas-gas hasil dari suatu pembakaran. Alat pengering dengan pemanasan secara tidak langsung terdiri dari suatu ruang pengering dilengkapi dengan pipa pemanas. Cara ini memerlukan capital investment penanaman Modal lebih besar sehingga akan mempengaruhi biaya produksi kopra yang dihasilkan. Kopra yang dihasilkan mutu yang baik warna yang baik, minyak yang dihasilkan memiliki rasa dan aroma baik, dan tidak menunjukkan gejala bau tengik selama penyimpanan 8 bulan. Kopra selanjutnya dikemas, setelah didinginkan, kemudian dipasarkan untuk berbagai keperluan. Umumnya, permintaan kopra paling banyak dari industri pengolahan minyak goreng. Selain dapat diolah menjadi kopra, daging buah kelapa juga dapat diolah menjadi kelapa kering desiccated coconut dan kelapa manis sweetened coconut. Kedua produk tersebut dapat dimanfaatkan dalam industri pengolahan makanan atau pengolahan pangan, misalnya dalam industri pembuatan penyimpanan, kopra dapat mengalami kerusakan. Sebab-sebab kerusakan kopra selama penyimpanan antara lain, kurang sempurnanya pengeringan, peyimpanan yang kurang baik, praktek-praktek dalam perdagangan, yaitu mencampur kopra baik dengan kopra jelek. Kopra yang kurang kering dapat berakibat pada terjadinya kenaikan kandungan asam lemak bebas selama yang potensial tumbuh pada daging buah kelapa dengan berbagai kadar air antara lain adalah sebagai berikut Aspergillus flavus kuning-hijau, A. niger hitam, Rhizopus nigricans putih yang akhirnya kelabu-hitam pada kadar air 20-50%, A. flavus, A. niger, R. nigricans pada kadar air 12-20%, A. Tamarii, A. glaucus sp. pada kadar air 8 -12%, serta Penicillium hijau dan putih-hijau pada kadar air < 8%.Pengolahan limbah pengolahan kopra dihasilkan limbah berupa air kelapa, sabut kelapa serabut kelapa dan tempurung kelapa batok kelapa. Pengolahan air kelapa dapat lebih lanjut menghasilkan produk berupa minuman siap minum, nata de coco, cuka air kelapa, dan kecap air kelapa. Tempurung/batok kelapa dapat dimanfaatkan menjadi aneka barang kerajinan rumah tangga, meskipun banyak juga yang hanya memanfaatkannya untuk bahan bakar pengolahan Juga – Minyak Kelapa Pengganti Solar
"Ingat, kopra minyak kelapa itu bisa jadi avtur, ini sudah hampir selesai risetnya. Kalau ini selesai, semua pesawat kita bisa ganti semua pesawat jadi dari minyak kelapa", Presiden Indonesia, Joko pernyataan tersebut dilontarkan oleh Presiden Jokowi dalam pidatonya di acara HUT PDI-Perjuangan ke-47 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat 10/1/2020. Dari sini dapat lihat keseriusan dari Presiden Jokowi demi menjadikan Indonesia berdikari di bidang bahan bakar melalui alokasi kopra yang diproduksi petani lokal sepenuhnya untuk dijadikan bioavtur. Misi tersebut juga selaras dengan gerakan dari negara-negara maju yang kian gencar mempromosikan kebijakan penggunaan energi yang ramah KopraIndonesia merupakan negara produsen kelapa terbesar dunia yang memproduksi sebesar 19 juta ton di tahun 2018, disusul oleh Filipina sebesar 14 juta ton dan India sebesar 12 juta ton sumber Peraturan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral No 25 Tahun 2013, sektor penerbangan diwajibkan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dengan memasukkan setidaknya 2 persen biofuel dalam avturnya mulai Januari 2016, dengan persentase yang ditetapkan meningkat menjadi 3 persen pada Januari 2020 dan 5 persen pada Januari avtur di Indonesia sampai saat ini masih dikuasai oleh Pertamina. Dimana untuk penjualan ke perusahaan penerbangan dalam dan luar negeri langsung di bandar udara bandara dalam negeri domestik. Untuk pengisian Avtur di dalam negeri dilakukan melalui Depot Pengisian Pesawat Udara DPPU, sementara di bandara di luar negeri dilakukan dengan melakukan reseller agreement antara Pertamina dengan mitra setempat. Menurut Pertamina, Indonesia telah menyetop impor avtur sejak Mei 2019, karena optimalisasi di dua kilang Pertamina yakni Plaju dan bioavtur di Indonesia saat ini masih difokuskan pada bioavtur berbasis minyak inti sawit dan minyak kelapa yang risetnya telah mulai digarap sejak 2017 oleh tim peneliti dari Institut Teknologi Bandung ITB. Sampai saat ini kendala yang masih belum dapat terpecahkan adalah permasalahan hidrokarbon yang dihasilkan dari prosesi minyak kelapa dan minyak inti sawit masih memiliki senyawa oksigen sekitar 5%, sedangkan persyaratan bahan bakar pesawat mengharuskan hidrokarbon tanpa oksigen sama sekali, ungkap Peneliti Senior dari Kelompok Keahlian Energi dan Sistem Pemroses Teknik Kimia ITB, Tatang H. dan ITB berencana untuk melakukan uji coba skala komersil bioavtur berbasis minyak inti sawit yang dijadwalkan pada Februari 2020 di Kilang Pertamina RU IV Cilacap dengan alokasi sekitar 2 hingga 5 persen dari produksi avtur Pertamina atau sekitar 13 ribu barel per lain yang juga berpotensi untuk dikembangkan menjadi bioavtur antara lain sekam padi yang saat ini masih diteliti oleh tim dari Institut Teknologi Surabaya, kemiri sunan, jarak pagar, dan karet 100% Kopra Lokal Untuk BioavturRencana kebijakan untuk mengalokasikan kopra produksi dalam negeri sepenuhnya digunakan untuk produksi bioavtur ternyata juga mendapat pro dan kontra. Salah satu pihak yang menentang kebijakan ini datang dari Perhimpunan Petani Kelapa Indonesia Perpekindo. Sekretaris Jenderal Perpekindo Muhammad Idrawis mengatakan mereka bisa menjual minyak kopra dengan harga Rp 19,000 – 30,000 per liter. Angka ini jauh di atas harga avtur yang rata-rata hanya Rp 8,500 per liter. Selain itu Idrawis juga menambahkan bahwa harga jual kopra di luar negeri lebih tinggi 10 - 15% dibandingkan harga jual domestik. Penutupan ekspor juga berpotensi merugikan petani karena mereka hanya bisa menjual dengan harga rendah ke produsen dalam negeri yang pemainnya saat ini baru Pertamina saja.
kopra dapat dimanfaatkan antara lain sebagai